JOELPANTORA |
Dua unit kapal milik Dinas Perhubungan, yakni
KPLP dan Adpel Malahayati Aceh. Sebelum Tsunami melanda bumi Serambi Mekkah,
kedua kapal ini berfungsi sebagai kapal patroliyang disiagakan di Pelabuhan
penyeberangan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh.
Gelombang besar 2004 silam yang memporak-porandakan
Aceh membuat kapal ini terdampar di Dusun Tuan Di kandang, Punge Blangcut.
Beberapa waktu yang lalu, kedua unit kapal ini Sempat diminta kembali oleh
dinas terkait. Namun, warga sekitar pasang badan mempertahankan keberadaannya.
“Biarkan jadi bukti sejarah, betapa dahsyatnya
gelombang tsunami untuk anak-anak kami hingga puluhan puluh tahun atau bahkan
hingga beberapa abad ke depan,” ucap salah seorang warga ketika menyambangi
lokasi ini.
Posisi kapalnya yang miring 80 derajat itu, harus
ekstra hati-hati kala menaiki atau saat berjalan di atasnya. Di dek kapalnya
agak sedikit licin karena kapal ini terbuat dari bahan jenis fiber, sehingga
anak-anak yang tinggal dikawasan ini sering dijadikan perosotan. Tak jarang
ketika ada wisatawan yang berkunjung, beberapa bocah selalu mengingatkan untuk
melepaskan alas kaki.
Kini, kapal tersebut menjadi saksi bisu
masyarakat Gampong Punge Blangcut, betapa dahsyatnya gelombang laut 13 tahun
silam itu.
JOELPANTORA |
Entah karena lokasinya yang kurang strategis.
Sehingga kedua Kapal yang berada diantara hehimpitan rumah warga itu tak
se-populer nama wisata Kapal Apung.
Saat mengunjungi objek wisata ini, memang
lokasinya tak seindah dan menarik objek wisata lainnya. Selain tak nampak dari
jalan lintas Gampoeng Punge, gang masuknya ke lokasi juga sangan kecil, juga
tertutupi rumah warga.
0 komentar:
Post a Comment