Monday, December 18, 2017

Banda Aceh - Kodim 0116/Nara mengirim satu regu tim yang terdiri atas 36 atlet pada event Kejuaraan Daerah Ikatan Karate-DO Nasional se-Provinsi Aceh.

Kejuaraan Daerah yang digelar selama 2 hari (16-17) diikuti Dojo-dojo se-Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Sebanyak 205 peserta karateka dengan mempertandingkan kelas Kata/Komite usia dini, Pra Pemula, Pemula,Kadet, Junior dan kelas ekspedisi.

Letkol Kav Mochamad Wahyudi, S.I.P, M.Tr (Han), Dandim 0116/Nara kepada Media ini menyampaikan, atlet binaan Kodim Nagan Raya di bawah asuhan Serda Sapriadi Babinsa Koramil 06/Darul Makmur sukses meraih juara umum ke-1 pada event tersebut.

"Dalam Kejurda INKANAS se-Aceh, Tim Kodim 0116/Nara meraih 12 Medali Emas, 11 Perak, dan Perunggu," tutur Mochamad Wahyudi, Kodim 0116/Nara  di sela-sela pelantikan pengurus IPELMASRA di Banda Aceh. (zjp)

Sunday, December 17, 2017


Banda Aceh - Gelaran kontes waria di Hotel Hermes Banda Aceh (16/12/17) mulai banjir kecaman dari semua kalangan masyarakat luas. Kecaman juga datang dari anggota DPD RI H. Sudirman alias Haji Uma, atas pesta waria yang dihelat kaum LGBT tersebut pasca putusan MK sehari sebelumnya.

Dalam pernyataannya, Haji Uma meminta pihak terkait untuk mengevaluasi keberadaan hotelkan tanpa dasar, namun akibat terlalu seringnya ditemukan pelanggaran norma keacehan di hotel berbintang itu sebelumnya.

" Kita minta keberadaan hotel Hermes dievaluasi, kontes waria merupakan pelanggaran bentuk kekhususan Aceh, dan tidak menggambarkan jati diri orang Aceh yang notabenenya menganut syariat islam juga sangat anti LGBT," ketus Haji Uma kepada Reportase Global, Minggu 17 Desember 2017.

Haji Uma mendesak pihak terkait memanggil serta menindak pihak hotel Hermes dan penyelenggara acara kontroversial itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka melanggar syariat islam di Aceh.

" Saya meminta kepada Majelis Adat Aceh dan dinas syariat islam dan pihak terkait lainnya memanggil semua oknum tersebut. Sebab Ini benar - benar mengganggu dan terkesan sebagai pembunuhan karakter orang Aceh serta syariat Islam,"ujarnya.

Dia juga menyesalkan terselenggaranya kegiatan yang sangat bertentangan dengan norma - norma agama dan sosial itu terutama berdampak merusak moral generasi bangsa.

" Saya tidak akan pernah mentolerir ini, selain bertentangan dengan nilai moral apapun, kegiatan itu berdampak merusak moral bangsa," pungkas Haji Uma menutup keterangannya.(***)

Friday, December 8, 2017

Tampak mobil yang ditumpangi istri Bupati Pidie rusak parah/foto/ist
ACEH (Pantoranews) - Innalillahi wa innailaihi rajiun. Kabar duka datang dari Kabupaten Pidie. Mobil yang ditumpangi istri Bupati Pidie dilaporkan mengalami kecelakaan di Pulau Jawa.

Kecelakaan laka lantas di Tol Cipali itu terjadi pada kilometer 130 Jalur A yang melibatkan Toyota Inova dengan nomor Polisi B 1170 GKJ dengan Truck Siba Surya H 1805 EP, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (8/12/2017) sekira pukul 15.00 WIB.

Dalam kejadian naas tersebut dilaporkan istri dan dua ajudannya meninggal dunia di tempat. Syarifah (48) yang merupakan istri Bupati Pidie Roni Ahmad (Abusyik), Afdhal ajudan Bupati Pidie, serta Cut Rita Jahara, ajudan istri Bupati.

Informasi kecelakaan yang menimpa rombongan istri Abusyik ini beredar dengan cepat melalui media sosial dan grup-grup whatshapp dengan berbagai pesan yang tersiarkan.

Menurut sumber yang diterima, Kronologis kejadian bermula saat kendaraan Toyota Inova melaju dari arah Cikopo menuju Palimanan. Namun,  setiba di TKP diduga kondisi jalan licin, yang disebabkan cuaca hujan, lalu kendaraan tidak terkendali dan  menabrak kendaraan truck Siba Surya yang sedang berhenti di bahu jalan (mogok).

Sebelumnya, istri Abusyik berada di Pulau Jawa dalam rangka mengikuti pendidikan dan latihan (diklat).

Saturday, December 2, 2017


By Muhajir Juli - 02/12/2017
Acehtrend.co

Menjadi yatim dan ayah berstatus sebagai pejuang kemerdekaan Aceh, menjadikan mereka tidak memiliki pilihan. Hidup dan tumbuh besar tanpa pelukan sang ayah, kerapkali membuat mereka disorientasi. Kini, 13 tahun Damai Aceh, anak-anak itu telah menjadi pemuda, yang sayangnya tanpa pendidikan yang mumpuni. Mereka kalah—berkali-kali—semenjak sang ayah dijemput Ilahi.

Adam, lelaki beranak dua, telah memilih jalan membelakangi Republik Indonesia, jauh sebelum ia meminang S, seorang dara di kampungku,Teupin Mane, Juli, Bireuen. Ia adalah Teuntra Nanggroe Aceh (TNA) yang kukenal pendiam, dingin serta jarang pula duduk di warung kopi.

Sebagai kombatan GAM, ia adalah salah seorang petempur wilayah Gunong Syuhada yang kala itu dipimpin oleh Geuchik Malek. Hingga pada suatu hari, setelah puluhan bala dan petaka menimpa kampung kami, ia sakit keras di dalam rimba. Seseorang sempat menemukan lelaki itu sendiri menatap nisan sang ayah yang telah lebih dulu menghadap Ilahi, setelah secara heroik, dengan senjata pedang melawan sekumpulan tentara republik yang bersenjata api.



Kala sang ayah dikepung dan dihujani peluru oleh tentara, Adam sejatinya ada diseberang alur, yang berjarak kira-kira 100 meter dari TKP. Ia sempat ingin membantu sang ayah yang gegap gempita menebas pedang ke badan tentara yang malang, subuh itu.

Namun, rekan seperjuangan melarang. Hingga sang ayah menjadi martir, Adam hanya bisa menangis histeris.

Pada suatu petang, kami mendengar bahwa Adam pun telah menghadap Ilahi Rabbi. Jenazahnya ditemukan di dalam hutan, di kawasan Krueng Simpo, Kecamatan Juli. Jasadnya sudah bengkak. Luka bekas tikaman bayonet terlihat jelas di sekujur tubuh lelaki bertubuh sedang itu.

Tangisan histeris tentu menjadi penyambut, kala jenazah sang kombatan dibawa pulang ke rumah duka, di Lorong Tutu Tuha, Dusun Paya Santewan, Teupin Mane. Seorang ibu muda, dengan mata bengkak menatap jenazah sang suami, dengan suasana pilu. Seorang bocah lelaki, pun ikut berurai air mata. Ia tahu, sanga ayah sudah pergi.

Seorang lagi, balita perempuan, hanya menatap bingung, rumahnya tiba-tiba ramai. Hingga akhirnya ia melihat sang ayah dibungkus kain kafan, kala itu ia tak mengerti bila sang ayah, sudah tiada.

***
Bang Man, aku memanggilnya demikian. Kala menghadap Ilahi, ia sudah memiliki tiga anak, dua lelaki dan satu perempuan. Masih sangat kecil. Ia adalah lelaki peramah. Perokok berat—jikalau tidak salah ia menghisap rokok Gudang Garam Merah—deretan giginya pun telah dikuasai utuh oleh nikotin.

Di dalam badan perjuangan GAM, Bang Man bukan TNA. Ia bukan tentara. Sehari-hari ia selalu memonitor informasi melalui handy talkie. Orang-orang mengatakan bila Bang man adalah pateing atawa aneuk udeung. Barisan GAM yang bertugas di kampung dan sepanjang jalan raya.

Pengalamanku bersamanya, aku pernah menyelinap ke dalam kebun kacang kuning(kedelai) yang lebat, kala hendak memonitor serombongan mobil yang masuk ke kampungku, di tengah malam buta. Untung saja, bahwa rombongan itu adalah orang-orang TNA asal Linge yang baru pulang dari operasi, dan sempat membuka markas darurat di Dusun Seuneubok Dalam, Kecamatan Juli.

Bang Man ditangkap tentara kala sedang bertugas. Ia tak bisa mengelak ketika tentara menemukan handy talkie di lipatan jacket. Hingga berbulan-bulan kemudian, ia tak kunjung pulang. Anak-anaknya pun tak sempat kulihat menangis meraung. Mungkin, karena sang ayah memang tak pernah ditemukan. Sehingga raut duka, tak begitu kentara.

***
sebagai seorang jurnalis, saya kerap mendapatkan cerita tentang nasib anak-anak kombatan GAM yang ayahnya berpulang sebelum damai terwujud di Aceh. Anak-anak itu bertumbuh dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Menjadi anak GAM, bukanlah sesuatu yang hebat, kala itu. Memiliki ayah sebagai seorang pejuang kemerdekaan Aceh, membuat kehidupan mereka sulit. Sang ayah yang tidak benar-benar punya waktu yang cukup untuk mencari nafkah, serta jarang berada di rumah, membuat ekonomi mereka carut marut.

Kondisi bertambah buruk, ketika sang tulang punggung sudah tiada. Anak-anak GAM itu, tumbuh dalam kondisi memprihatinkan, miskin, tak bersekolah, tidak mengaji, serta bertumbuh dengan kehidupan yang keras. Beban itu bertambah, kala ibu mereka diwajibkan melapor ke pos-pos TNI, fitnah yang menimpa sang ibu, membuat hidup mereka semakin terjepit.

Rata-rata mereka kini sudah memasuki usia pemuda. Mungkin sekira usia 25 tahun ke bawah. Dalam kondisi tanpa pendidikan, otomatis pergaulan mereka sangat terbatas. Dalam kondisi demikian pula, ada di antara mereka yang terlibat kriminal kecil, mulai dari mencuri sandal di masjid, hingga kurir narkoba. Bilapun ada yang hidup berkecukupan dan memiliki pendidikan tinggi, itu bisa dihitung dengan jari.

Terlupakan di Masa Reinsertion
Aceh belum masuk ke dalam masa reintegrasi. Sebagai daerah bekas perang, untuk menuju reintegrasi, dibutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Hal ini dikenal dengan reinsertion.

Nah, saya tidak hendak menyalahkan siapapun. Namun, sepertinya kita telah mengabaikan, atau setidaknya tidak menganggap mereka penting untuk sementara waktu. Anak-anak GAM, ya, kita telah melupakan putera-puteri GAM, yang ayah mereka tewas dalam perang, sebelum damai terajut.

Sebagai anak-anak pejuang GAM, mereka membawa beban sendiri. Hidup serba sulit, tanpa pendidikan, hidup keras di kelas bawah, terhina, terkadang tersisih, mereka haruslah mendapatkan penangangan khusus.

Mereka adalah generasi yang harus mendapatkan perhatian khusus, direncanakan secara khusus dan dikelola secara khusus. Kenapa? Sebagai yatim konflik yang ayahnya berstatus sebagai pejuang GAM, hidup mereka di masa lalu sangatlah sulit. Untuk itu, pendekatan spesial, haruslah dilakukan untuk menangani mereka.

Saya melihat, dengan beban sejarah yang harus mereka pikul, kemarahan mereka yang masih bersembunyi di dalam dada, dan berpeluang diletupkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab, kondisi mereka berada pada level kritis. Dengan jiwa-jiwa muda saat ini, hanya butuh dua atau tiga alasan pemantik kemarahan, dan kemudian mereka bisa bebas dikelola untuk kepentingan jahat orang lain.

Saya menyebut sebagai stolen generation. Generasi yang “tercuri” dari perhatian kita, karena suara mereka tidak terkonsolidasi dengan baik. Mereka yang berserak di berbagai kondisi sosial kelas bawah, membuat harapan dan aspirasi mereka, terbuang bersama tangisan di tengah malam, serta rutuk kutuk di bawah derasnya hujan.

Menjemput Anak-Anak GAM

Kiranya belumlah terlambat untuk segera tersadar, bahwa kita memang telah melupakan mereka. Kita sudah terlanjur menganggap mereka sebagai kelompok masyarakat imbas konflik biasa. Sehingga penanganan pun dilakukan sama seperti sipil biasa.

Selama ini, Badan Reintegrasi Aceh (BRA) fokus pada tiga sasaran. Pertama eks kombatan GAM, tapol dan napol serta masyarakat imbas konflik.

Saya kira, ke depan, anak-anak GAM itu harus dimasukkan dalam kelompok tersendiri. Mereka membutuhkan penangangan khusus. Mulai dari pemulihan trauma, penghilangan dendam, memberikan pendidikan khusus. Sebagai orang-orang yang pernah kehilangan ayah di usia yang sangat belia, mereka merupakan kelompok khusus, yang harus dididik, agar menemukan kembali sesuatu yang hilang.

Mereka masih sangat belia ketika harus kehilangan orang yang dicintai. Mereka masih sangat kecil kala harus hidup dalam kondisi serba kekurangan dan tanpa pelukan hangat dari ayahanda. Mari jemput mereka. Datanglah sebagai ayah bagi mereka. Rangkul mereka. Pulihkan mereka. Sayangi mereka. Berikan mereka cinta dan lapangan kerja. []

Friday, December 1, 2017


Sabang (Pantoranews) - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dilaporkan batal menghadiri acara puncak even Sail Sabang, yang berlangsung 28 November - 5 Desember 2017.

Sebelumnya, Jokowi dijadwalkan akan hadir dan membuka secara resmi acara tersebut besok atau yang bertepatan, 2 Desember 2017.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan membuka acara bertaraf internasional itu.

Menurut Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin mengatakan, pihaknya mendapat konfirmasi batalnya Jokowi itu dari protokol kepresidenan, kemarin, Kamis (30/11/2017)

"Kami juga dapat konfirmasi dari protokoler wapres yang menyatakan pak wapres, Jusuf Kalla yang akan hadir untuk membuka secara resmi acara Sail Sabang 2017," kata Mulyadi, Jumat (1/12/2017).

Lebih lanjut, Mulyadi menjelaskan, ia tidak mendapat informasi lebih rinci terkait penyebab batalnya presiden hadir di event internasional itu.

"Jusuf Kalla dijadwal tiba di Sabang sekira pukul 09.30 WIB untuk membuka acara yang dipusatkan di Pelabuhan CT-3. Kemudian Pada siang harinya wapres dijadwalkan akan bertolak kembali ke Jakarta," ujar Mulyadi.

Sebelumnya, sempat beredar kabar, Presiden Indonesia, Joko Widodo atau yang sering disapa Jokowi, batal membuka event Sail Sabang 2017 pada Sabtu (2/12) besok di Dermaga CT 3 BPKS, Kota Sabang.

Orang nomor dua di Indonesia tersebut direncanakan terbang ke Sabang, Sabtu (2/12) pukul 06.00 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta menggunakan Pesawat Kepresidenan.

Kira-kira sampai di Bandara Maimun Saleh, Sabang pukul 09.00 WIB pagi dan disambut langsung oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf beserta istri.

Menurut informasi yang diperoleh, Sail Sabang 2017 akan dimulai pukul 09.30 WIB. Setelah pembukaan, JK akan meninjau KRI Bima Suci, dan stand Sabang Wonderful Expo.

Sekitar pukul 13.00 WIB, JK menuju Bandara Maimun Saleh, Sabang untuk kembali ke Jakarta.

Thursday, November 30, 2017

Barsela (Aceh) - Sosok manusia tanpa kepala. Begitu isi boardcras yang beredar luas di kalangan masyarakat Barat Selatan Aceh (Barsela), pesan boardcras itu dengan cepat berkembang menjadi isu hangat dan pembicaraan di berbagai grup media sosial BBM dan WhatsApp.

Kehadiran sosok ini, selain menjadi lelucon, juga menjadi hiburan tersendiri untuk setiap pembaca di tengah-tengah genangan banjir yang melanda sebagian wilayah itu.

Seperti yang dibagikan oleh akun yang tak ingin disebutkan namanya. Isi boardcras yang beredar tersebut sangat meresahkan masyarakat, berapa tidak !!! Hadirnya manusia tak berkepala di kawasan itu, menjadi momok yang sangat menakutkan bagi yang mendengarnya.

Entah dari mana, siapa, dan kapan pertama sekali muncul pesan tersebut ? Yang pasti, hampir semua grup media sosial,
meneruskan pesan yang sangat menakutkan itu.

Bisa anda bayangkan !! Suatu ketika, sosok tak berkepala berpas-pasan di jalanan ataupun sekedar melewati komplek tempat tinggal anda. Mampukah anda membayangka
nnya ?

Memang sungguh menakutkan, seperti yang diceritakan dalam isi boardcras tersebut. Pada tanggal, 27 November 2017, sekira pukul 09.30 WIB telah didapat informasi dari salah satu warga atas nama A*** yang merupakan warga Barsela, terkait hadirnya se-sosok manusia tanpa kepala, dan berkeliaran ke tiap-tiap kampung di kawasan itu.

Adapun sumber tersebut menjelaskan bahwa, pada siang hari sering terlihat manusia tanpa kepala berkeliling ke tiap-tiap pemukiman warga, dimana kejadian tersebut telah membuat masyarakat kian resah dengan kahadiran sosok ini.

Hal tersebut juga dibenarkan saudara M*** warga setempat, dimana ia pernah berjumpa sosok tersebut, ia berkeliling kampung dengan berjalan kaki. Adapun ciri-ciri sosok yang dimaksudkan, ia menggunakan kaos merah, celana hitam, dan tanpa kepala.

Dihimbau bagi warga, agar lebih berhati-hati dan waspada bila bertemu dengan sosok yang dimaksud. Karena, sosok manusia tak berkepala itu, datang secara tiba-tiba di tengah pemukiman warga.

Apabila warga yang mengetahui atau mendapatkan informasi tentang kehadiran sosok ini, segera melaporkan kepada pihak yang berwajib.

Berdasarkan beberapa foto yang beredar luas. Perkiraan akan sosok manusia tanpa kepala tersebut merupakan tipe manusia yang pekerja keras, ulet, dan tak mudah menyerah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.

Ia merupakan penjual keliling, yang berjualan ember berbahan plastik. Namun, uniknya pedagang ini, karena  ia membawa dagangannya hanya mengandalkan kepala untuk menaruh belasan ember. Kemudian ember yang berada di tangan kiri dan kanannya terkadang saling dipukul, sehingga menimbulkan suara yang besar, dan terkesan barang dagangannya anti pecah.

Tuesday, November 28, 2017


Suka Makmue (Pantoranews) - Personil Babinsa Koramil 04/Seunagan membantu warga menyeberangi jembatan darurat yang telah runtuh di Desa Alue Buloh, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Selasa, (28/11/2017).

Jembatan yang menghubungkan Desa Latong dan Desa Alue Buloh, pada Senin dini hari runtuh diterjang luapan banjir Krueng Seunagan.

Kejadian ini bermula dari laporan warga Desa Alue Buloh, sesaat setelah mendengar suara yang berasal dari arah sungai. Setelah kejadian ini, kemudian masyarakat melaporkan kejadian ini kepada Babinsa setempat, yang disambut Serka Zailami anggota Koramil 04/Seunagan.

Keesokan harinya, Personel Koramil melakukan pengecekan terhadap laporan dan benar jembatan yang runtuh adalah jembatan darurat yang beberapa hari lalu dibuat warga bersama Personel Koramil.

Serka Haris Nasution, Batuud Koramil 04/Seunagan kepada wartawan mengatakan bahwa, sesaat setelah Personil tiba, bapak Chalidin Oesman, Wakil Bupati Nagan Raya juga datang untuk meninjau lokasi banjir.  Ia berjanji untuk merehab kembali jembatan ini.

“Untuk membantu aktifitas warga, kami mensiagakan Personel Koramil di jembatan darurat yang kondisinya hampir jatuh. dimana warga harus berhati-hati untuk melintasinya," ujarnya.

Mukhtar, salah seorang warga merasa nyaman setelah ada Babinsa yang membantu warga untum menyeberang jembatan tersebut.

"Karena kondisi jembatan sangat memprihatinkan dan sewaktu waktu bisa runtuh serta sangat membahayakan keselamatan manusia," tuturnya. (zjp)

Suka Makmue (Pantoranews) - Puluhan warga yang dibantu Personel Kodim 0116/Nara dan Yonif 116/GS melaksanakan gotong royong membangun jembatan darurat pasca terputusnya abudmen jembatan di Desa Alue Buloh, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Rabu (28/11/2017)

Jembatan yang menghubungkan antara Desa Latong dan Alue Buloh ini putus pasca meluapnya Sungai Krueng Seunagan. Harga deras yang melanda wilayah Barat Selatan Acetersebut mengalami putus abudmentnya.

Sebelumnya, masyarakat setempat telah berupaya mem bangun jembatan darurat yang bisa dilewati kendaraan roda dua. Namun, selang beberapa hari pasca pembangunan, jembatan itu kembali runtuh setelah diterjang banjir.

Marzuki, Keuchik Desa Alue Buloh kepada media ini mengatakan, jembatan ini merupakan salah satu akses jalan untuk menuju ke Jeuram.

"Kalau jembatan tersebut putus, maka masyarakat kami yang bermukim di kawasan ini harus memutar jalur yaitu harus melewati Simpang 4 dengan jarak tempuhnya hingga 15Km jauhnya," ujar Marzuki.

Masih menurut Marzuki, jika jembatan ini putus, warga Alue Buloh kian resah, karena kebutuhan sembako tidak dapat dibeli, sehingga stok kebutuhan pangan warga sulit terpenuhi nantinya.

"Terlebih lagi, banyak anak-anak yang masih dalam tahap menempuh pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini sangat menyulitkan kami sebagai orangtua mereka, dengan itu kami berharap semoga jembatan ini segera diperbaiki seperti sedia kala," harapnya.

Keuchik Marzuki, dalam kesempatan itu yang mewakili warga Desa Alue Buloh mengucapan terima kasihnya kepada pihak TNI yang telah meringankankan tangan untuk terjun dan membantu membangun jembatan darurat ini.

Sementara itu, Mayor Inf Hastiar Hatta, Kasdim 0116/Nara yang ikut memimpin langsung proses pembuatan jembatan ini juga menambahkan,  kegiatan ini merupakan wujud kepedulian TNI dalam meringankan beban masyarakat pasca putusnya jembatan.

“TNI bersama seluruh elemen masyarakat Desa Alue Buloh bergotong-royong membangun jembatan darurat, sehingga nantinya, jembatan itu bisa digunakan untuk akses menuju Jeuram dan sekitarnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Mayor Inf Hastiar Hatta menambahkan, harapannya dengan pembangunan jembatan tersebut, masyarakat yang bermukim di desa Alue Buloh tidak terisolir, sehingga tidak terjadi kelangkaan bahan pangan di wilayah ini,” harap Kasdim 0116/Nara. (zjp)


Tuesday, September 26, 2017

Reunian alumni 09

Pemuda yang akan sukses memang besar rasa sensitifnya dan bisa galau. Namun, kalau untuk urusan suksesnya. Dia sangat logis

Dia bisa kecewa dan sedih. Namun, dalam urusan study nya dia sangat tegas.

Ia juga patah hati dan meratap. Tapi, persoalan karirnya sangat tegas.

Hati nya mudah merasa kasihan dan matanya penuh dengan linangan air mata saat mendoakan orangtua, keluarga, sahabat, dan kerabatnya. Akan tetapi, ia begitu kokoh dan tegas tentang yang baik baginya.

Dia lembut. Namun, bukan boneka bagi se-siapapun.

Saturday, September 23, 2017




ACEH BESAR (Pantoranews) – Satuan Polisi lalu lintas, Polres Aceh Besar pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dengan melalukan penambalan jalan berlubang sepanjang100 kilometer dengan berjalan kaki selama waktu tempuh 1 x 24 jam tanpa henti sepanjang lintas Nasional di Aceh Besar. 

Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Lalu Lintas ke 62 tahun, Personil Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Aceh Besar akan memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan cara menambal lubang jalan sepanjang 100 kilometer dengan berjalan kaki .

Penambalan yang dilakukan tersebut dimulai dari Pasar Seulimeum hingga ke kaki Gunung Geurute, Aceh Besar atau berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya. Acara tersebut dibuka oleh Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali secara simbolis yang nantinya akan memecahkan rekor Muri.

Kapolres Aceh Besar AKBP Heru Suprihasto mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian sudah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Namun, tidak cukup hanya dengan memberikan himbauan kepada masyarakat.

"Harus berbuat yang lebih nyata, tak cukup dengan himbauan saja. Akan tetapi, harus juga turun kelapangan untuk memaksimalkan pengabdian kepada masyarakat," kata Heru didepan anggota polisi yang telah terpilih untuk memecahkan rekor tersebut.

Satlantas Aceh Besar, akan melaksanakan penambalan jalan selama dua hari. Yakni dimulai Sabtu dan Minggu (23-24) atau tepatnya besok. Rute yang akan dilewati mulai dari Pasar Seulimum, Lambaro Kafe, Kemudian berbelok ke arah Lampeunurut hingga Simpang Dodik, kemudian melewati Lhoknga, dan finish di puncak Geurute, Minggu (254/9/2017).

Adapun personil yang diturunan berjalan kaki untuk mengawal kegiatan penambalan jalan tersebut terdiri dari 30 Personil. Namun, dibagi ke dalam tiga regu.

Dalam satu regu akan ditugaskan 10 Personil berjalan kaki dengan jarak tempuh 15 Kilometer. Kemudian diganti oleh regu selanjutnya. Jika ketiga regu telah selesai, maka regu satu akan melanjutkan kembali, begitu seterusnya hingga ke garis finish yang telah ditentukan bersama.

Selain melibatkan Personil dari Kesatuan Polisi Lalu Lintas yang bertugas berjalan kaki hingga 100 Kilometer, juga dilakukan penambahan 20 personil yang bertugas sebagai pengamanan.

Masih menurut Kapolres, seluruh Personil harus semangat, fokus dalam melaksanakan tugas kepada masyarakat, dan yang terpenting jangan sampai menganggu masyarakat.

"Pekerjaan ini banyak resiko, tolong dikerjakan dengan kompak, kebersamaan, dan saling menjaga sesama," tuturnya.

Sunday, September 17, 2017

JOELPANTORA

Dua unit kapal milik Dinas Perhubungan, yakni KPLP dan Adpel Malahayati Aceh. Sebelum Tsunami melanda bumi Serambi Mekkah, kedua kapal ini berfungsi sebagai kapal patroliyang disiagakan di Pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh.

Gelombang besar 2004 silam yang memporak-porandakan Aceh membuat kapal ini terdampar di Dusun Tuan Di kandang, Punge Blangcut. Beberapa waktu yang lalu, kedua unit kapal ini Sempat diminta kembali oleh dinas terkait. Namun, warga sekitar pasang badan mempertahankan keberadaannya.

“Biarkan jadi bukti sejarah, betapa dahsyatnya gelombang tsunami untuk anak-anak kami hingga puluhan puluh tahun atau bahkan hingga beberapa abad ke depan,” ucap salah seorang warga ketika menyambangi lokasi ini.

Posisi kapalnya yang miring 80 derajat itu, harus ekstra hati-hati kala menaiki atau saat berjalan di atasnya. Di dek kapalnya agak sedikit licin karena kapal ini terbuat dari bahan jenis fiber, sehingga anak-anak yang tinggal dikawasan ini sering dijadikan perosotan. Tak jarang ketika ada wisatawan yang berkunjung, beberapa bocah selalu mengingatkan untuk melepaskan alas kaki.

Kini, kapal tersebut menjadi saksi bisu masyarakat Gampong Punge Blangcut, betapa dahsyatnya gelombang laut 13 tahun silam itu. 

JOELPANTORA
Pada tahun 2016 lalu, lokasi ini mulai dicagarkan pemerintah melalui Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Walaupun kedua kapal ini terletak berdekatan dengan lokasi wisata Kapal Apung. Akan tetapi, tetap saja luput dari kunjungan wisatawan yang berwisata ke Kota yang berjulukan Kota Madani. 

Entah karena lokasinya yang kurang strategis. Sehingga kedua Kapal yang berada diantara hehimpitan rumah warga itu tak se-populer nama wisata Kapal Apung. 

Saat mengunjungi objek wisata ini, memang lokasinya tak seindah dan menarik objek wisata lainnya. Selain tak nampak dari jalan lintas Gampoeng Punge, gang masuknya ke lokasi juga sangan kecil, juga tertutupi rumah warga.


Friday, September 15, 2017



joelpantora
BANDA ACEH (Pantoranews)– Ratusan massa melakukan aksi solidaritas aksi “Ukhuwah Untuk  Rohingya” di Bundaran Simpang Lima, Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Jumat (15/9/2017).

Dalam aksi tersebut ratusan massa terdiri dari Reusam Aceh, Front Pembela Islam, Darut Tauhid, Majelis Zikir At-Tafkir, Gema Pembebaan, dan Dompet Peduli Umat Darut Tauhid “Menyatakan Sikap Aksi Ukhuwah untuk Rohingya”.

Umat islam di wilayah Rakhine atau Arakan, Myanmar, hingga saat ini terus menghadapi perbagai aksi penganiayaan massal yang dilakukan pasukan militer Myanmar.

Warga Rohingya sejatinya telah menetap di wilayah itu sejak abad ke 8 silam. Namun, kini pemerintah Myanmar seakan tak perduli tentang itu dan terus melakukan pembantaian secara missal, membatasi gerak kaum muslim Rohingya, tida member hak atas tanah, bahkan pendidikan dan layanan publik.

Dengan kebijakan semacam ini yang dilakukan pemerintahan terhadap penduduk Rohingya, seakan pemerintahan Myanmar memang  berniat untuk menghabisi muslim Rohingya yang bermukim di wilayah Rakhine.

Menanggapi hal itu, Muslim Aceh mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap saudara muslim Rohingya. Selain pengusiran, pembantaian massal, bahkan property milik umat muslim Rohingya juga ikut dirusak militer Myanmar. 

Dalam orasi yang dilakukan secara bergantian, massa mendesak pemerintah Myanmar segera menghentikan tindakan dzalim, kebijakan yang bertujuan membersihkan keberadaan muslim Rohingya, kemudian juga mendesak pemerintah Indonesia melakukan tindakan efektif agar kekejaman tidak berlanjut.

Wahyu Ihsan ketua aksi Ukhuwah Untuk Rohingya mengatakan, agar umat muslim dunia dengan sungguh-sungguh, saling bahu-membahu, berjuang bersama  untuk persatuan dan kesatuan kaum muslimin. 


“Islam bagaikan tubuh yang satu, jika ada salah satu bagian dari sendi sakit. Maka seluruh badan akan merasakan sakit tersebut” tuturnya.

Masih menurut Wahyu, diharapkan kepada seluruh muslim dunia untuk melakukan aksi solidariras sampai aksi kekejaman yang zdalim itu benar-benar dihentikan oleh Biksu Budha dan pemerintah Myanmar. 

“Sehingga perlindungan terhadap harkat dan martabat umat muslim diperbagai wilayah, termasuk muslim Rohingya dilakukan dengan benar dan nyata” tutupnya.