Saturday, August 26, 2017

Pantora News/Ist
PANTON LABU (Pantoranews) - Tim Komite Daerah Otonomi Baru (DOB) Pemko Panton Labu melakukan kegiatan brifing rutin di Kota Panton Labu, Aceh Utara, Jum'at, (24/08/2018).

Dalam rangka mempersiapkan DOB Pemko Panton Labu, tim terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membangun komunikasi dan konsolidasi dengan masyarakat di kawasan JAMBOSEULANGA (Jambo Aye, Seunuddon, Langkahan, Baktiya).

Jum'at malam, Ketua Komite Persiapan DOB Pemko Panton Labu Hendra Nurdin kepada Asatu.co mengatakan, bersama pengurus DOB yang sudah terbentuk terus melakukan berbagai persiapan terkait kebutuhan untuk proses DOB nantinya.

"Muksalmina Sekretaris, H Mukti Umar Bendahara, Ampon Wen, Ayah Panton dan puluhan Pengurus melakukan briefing dengan Ketua Steering Committe H Syafruddin Budiman terkait kesiapan pelaksanaan Focus Group Disscussion (FGD) yang akan dilaksanakan pada Minggu, 03/09/2017 di Panton Labu," tutur Hendra.

Masih menurut Hendra, peserta nantinya akan diundang pada acara FGD. Yakni disaat pembahasan dan mengupas secara detail dari berbagai sudut pandang, baik Akademisi, Hukum, Ekonomi dan potensi yang dimiliki daerah.

Adapun untuk Panelis akan dihadirkan dari putra terbaik kawasan JAMBOSEULANGA yang memiliki SDM bagus di perantauan, akan di undang untuk menjadi pembicara soal kampung halaman nya yang telah dipersiapkan sebagai Calon Daerah Otonomi Baru Pemerintah Kota Panton Labu.

Sementara itu, H Syafruddin Budiman atau yang akrab disapa Bang Saf, dalam arahannya mengatakan, seluruh elemen masyarakat harus diundang dan dilibatkan, sehingga perjuangan kali ini yang dimotori Adik-adik kami akan berhasil dan terealisasi dengan cepat. (zjp)

Thursday, August 24, 2017

Pantora News/ist
PANTON LABU (pantoranews) – Dilihat dari persyaratan dan kelayakan, Kota Panton Labu sudah tepat menjadi daerah otonomi baru. Hal itu dikatakan oleh Ketua Komite Persiapan Pemekaran Kota Panton Labu, Hendra Nurdin, dalam konfrensi pers Minggu, (20/08/2017).

Kini masih menurut Hendra, dukungan terhadap lahirnya Pemkot Panton Labu terus mengalir. Masyarakat, pengusaha, akademisi, ulama dan para tokoh lintas profesi terus mendorong untuk melahirkan Pemkot Panton Labu.

Bahkan 4 dari 23 Kecamatan di Aceh Utara yaitu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kecamatan Seunedon, Kecamatan Langkahan dan Kecamatan Baktiya telah berikrar akan bergabung dengan Pemerintah Kota Panton Labu bila jadi di mekarkan.

“Bila pemekaran terjadi, dengan empat Kecamatan tersebut, Pemkot Paton Labu akan memiliki luas wilayah 580 kilo meter persegi, 160 Gampong dan 200.000 jiwa penduduk,” jelas Hendra

Semantara Syamsuddin Jalil, Budayawan Aceh yang di hubungi iOL.com, via telepon seluler mengatakan, Kota Panton Labu sangat layak bila dimekarkan menjadi sebuah pusat pemerintahan baru di Aceh Utara.
“Sebagai kota centra ekonomi di kawasan Timur Aceh, Paton Labu akan jadi pusat perdagangan wilayah Pantai Timur-Utara. Karena uang dari 8 Kecamatan di Aceh Timur dan Aceh Utara berputar di Panton Labu,” kata Abu Panton

Itu terlihat dengan dibukanya Cabang beberapa Bank di kota Panton Labu. Bila tidak ada perputaran atau transasi keuangan dalam jumlah besar,tambah Abu Panton, Bank tak  akan bertahan di kota ini.

Selain Ketua Komite Pemekaran Hendra Nurdin, Muksalmina , H Abdul Mukti Umar, H Mulyadi CH Wakil Ketua DPRK Aceh Utara, Syamsyuddin Jalil dan Perwakilan Kecamatan, ikut dalam Konpers tersebut.(zjp)
Pantora News/ist
SUKA MAKMUE (pantoranews) – Kepolisian dari kesatuan Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres Nagan Raya bekerjasama dengan Pekerja Sosial Perlindungan Anak (Peksos PA) melakukan kegiatan rutin kunjungan ke sekolah-sekolah yang ada diwilayah hukum Polres setempat, Senin (21/8/2017).

Dalam kunjungan Saweu Sikula kali ini, SMA Negeri 2 Kuala Nagan Raya menjadi target tempat Sosialisasi tim Polantas dan Peksos PA Nagan Raya.

Kegiatan ini ditujukan untuk mensosialisasikan pentingnya menjaga keselamatan terhadap penggunaan jalan raya. Terlebih sosialisisasi ini sangat penting dilakukan, mengingat anak usia remaja atau pelajar setingkat SMP dan SMA yang masih labil.

Pasca Tsunami melanda Aceh, khususnya Nagan Raya. Kenderaan umum seperti Labi-labi (Jenis angkutan-red) hampir tidak beroperasi lagi, jika pun ada hanya pagi-pagi sekali. Itu pun telah berubah fungsi, yang dulu mengangkut sewa. Kini telah beralih jadi angkutan untuk mengangkut sayur-sayuran ke pasar tradisional yang ada di Nagan Raya dan Meulaboh.

Sehingga pihak kepolisian harus bekerja ekstra di wilayah ini, agar para pelajar dapat memahami bagaimana peraturan berkenderaan, seperti menggunakan Helm dan tidak kebut-kebutan di jalan raya dan juga patuh pada Rambu-rambu lalulintas yang ada.

Kapolres Nagan Raya AKBP Mirwazi melalui Kasatlantas Iptu M Frans kepada iOL.com mengatakan, kegiatan tersebut diadakan setiap senin dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Nagan Raya.
“Saweu Sikula ini tujuannya untuk mensosialisasikan tentang keselamatan berlalulintas untuk pelajar di daerah. Pelajar ini kan darahnya masih muda, sensional di jalan raya masih tinggi,” Ucap Pak Kasat.

Masih menurut M Frans, kegiatan ini diharapkan mampu menekan jumlah angka kecelakaan, apalagi sampai korban meninggal dunia  di jalan raya.

Dalam kesempatan itu turut dihadiri Pekerja Sosial Perlindungan Anak (Peksos PA)Arifin, S.Sos, sehingga selain materi berlalu lintas, para Siswa-siswi juga dibekali materi Preventif pergaulan bebas dan balapan liar dikalangan pelajar.

Peksos Nagan Raya Arifin kepada iOL.com mengatakan, kita akan terus melaksanakan giat dan mensosialisasikan tentang ranah hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Selaku Peksos PA, sudah sepatutnya kami  ikut terlibat dalam mensosialisasikan kepada Adik-adik tentang peraturan berlalu lintas, sehingga di malam hari tidak ada yang melakukan balap liar di kalangan siswa. Terlebih beberapa waktu lalu ada yang sampai memakan korban jiwa akibat ikut balap liar.(zjp)
Ilustrasi/ int
SIGLI (Habananggroe)– Kembali aksi penembakan terjadi. Rumah Petinggi Parta Aceh (PA) Wilayah Pidie, ditembak orang tak dikenal (OTK), Rabu (23/8/2017). Belum di ketahui motif dibalik aksi penembakan rumah M. Husen (50), warga Gampong  Dayah Tanoh, Kecamatan Geulumpang Tiga, Pidie.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan yang dihubungi iOL.com, melalui telepon seluler membenarkan aksi penembakan terhadap salah satu rumah warga di Kabupaten Pidie.

Menurut Goenawan, kejadian itu diketahui saat M. Husen hendak mengeluarkan mobil dari garasi, dan melihat pintu dan kaca belakang mobil bernomor polisi BL 761 ZE miliknya pecah dan berlobang
Tidak itu saja, masih menurut Kabid Humas, pintu rumah juga didapati telah berlobang diduga akibat terkena tembakan. peluru laras panjang.

“Begitu mendapat informasi, langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan,” kata Goenawan

Dari lokasi kejadian ditemukan enam bekas tembakan dan satu butir selongsong peluru jenis laras panjang.
“Kita masih melakukan penyelidikan dan pengembangan, hingga saat ini belum mengarah siapa dan apa motif dari penembakan tersebut,” tambah Goenawan Kabid Humas.(zjp)
Pantoranews/its
LHOKSEUMAWE (pantoranews) – Bertempat di Aula Wisma Kuta Karang Lhokseumawe, Senin (21/2017), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh Utara, menggelar seminar sehari bertema: Urgensi Perppu No 2 Tahun 2017 dan Pancasila Sebagai Azaz Tunggal Ormas.

Seminar yang diikuti oleh berbagai Ormas, OKP, Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara, membedah urgensi penerbitan Perppu Ormas.

Penerbitan Perppu Ormas, menuai pro-kontra dalam masyarakat. Bahkan, hingga kini perdebatan terkait Perppu itu masih menjadi polemik berkepanjangan dikalangan masyarakat. Karena itu, KNPI Aceh Utara memandang perlu adanya diskusi sesama elemen masyarakat terkait subtansi dari penerbitan Perppu tersebut.

Wakil Ketua Bidang Politik KNPI Aceh Utara, Darmadi Ridwan mengatakan, setiap produk peraturan atau perundang-undangan, itu harus berlandaskan UUD1945 termasuk Perppu Ormas juga tidak boleh bertentangan dengan Undang Undang Dasar.

Karena itu, KNPI Aceh Utara berpandangan, Peraturan Pemerintah Penganti Undang-undang, (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) tidak bertentangan dengan UUD dan demokrasi serta tidak mengancam eksistensi Ormas.

Darmadi berharap, Pemerinan harus memberi jaminan kalau Perppu Ormas akan berlaku adil dan memberi perlindungan pada semua Ormas. Tidak hanya Ormas Islam, Ormas lain yang bertentangan dengan Pancasila dan demokradi juga harus dibubarkan.

“Dengan demikian, kesan awal kalau Perppu Ormas itu dikeluarkan hanya untuk memberengus Ormas-ormas Islam atau Ormas tertentu akan hilang dalam pandangan masyarakat,” kata Darmadi.

Ditempat yang sama, Ketua Nahdatul Ulama Aceh Utara, Tgk. T. Zulfadli H. Ismail, mengatakan, Ormas Islam telah lahir sejak zaman Rasulullah. Di indonesia, Ormas ormas Islam telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Terkait diterbitkan Perppu Ormas, menurut T. Zulfadli, harus disikapi secara bijak. Bila ada pro-kontra, itu wajar sebagai dinamika demokrasi. Tapi satu hal perlu dicatat. Dengan Perppu Ormas, paham komonisme atau PKI tidak bisa berkembang di Indonesia.

“Kami tetap menerima kehadiran Perppu Ormas karena Perppu itu tidak memberikan ruang terhadap berkembangnya ormas-ormas yang tidak sesuai dengan Pancasila, seperti PKI,” kata T. Zulfadli.
Sementara Ketua Program Studi Magister Sosiologi Unimal, Dr. Nirzalin Armia M.Si, mengatakan, penerbitan Perppu Ormas telah melahirkan perdebatan panjang dikalangan masyarakat.

Penerbitan Perppu Ormas bertujuan agar pembubaran Ormas tidak memakan waktu lama dan butuh waktu panjang, sebagai mana diatur dalam UU tentang Ormas. Dalam UU Ormas lama, pembubaran sebuah organisasi harus melalui proses pengadilan.

“Memang dengan Perppu, logika jadi terbalik: bubar hulu, baru proses pengadilan kemudian. Dulu, proses pengadilan dahulu, baru pembubaran kemudian,” kata Nirzalin.

Menurut Nirzalin, latar belakang lahirnya Perppu Ormas tidak lepas dari  Pilkada Jakarta,  dimana kontestasi ideologi Islam vs Nasionalisme begitu terasa. Menguatnya isu politik indentitas dan idiologi Khilafah, adalah alasan lain pemerintah mengeluarkan Perppu.

“Adanya Perppu Ormas ini, sebenarnya tidak ada masalah sama sekali, tetapi kemudian isunya menjadi ramai karena telah dikemas untuk kepentingan politik pada pilpres 2019,” katanya.

Dari berbagai pandangan yang muncul, boleh dibilang, Perppu Ormas tidak mengancam keberadaan ormas di Indonesia yang berlandaskan Pancasila,” simpul Ketua Panitia penyelenggara, Iskandar Yunus, yang juga Wakil Ketua KNPI Aceh Utara bidang komunikasi dan informasi ini.(ril/Zjp)

Saturday, August 19, 2017



joelpantora

BANDA ACEH (pantoranews) – Ribuan peserta meriahkan Pawai Karnaval dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia  (HUT RI) yang Ke-72 tahun, di Kota Banda Aceh, Sabtu (19/8/2017).

Ribuan pelajar yang mewakili sekolah-sekolah di Banda Aceh, dinas dan lembaga pemerintahan, TNI, Polri dan komunitas masyarakat, ikut andil dalam kegiatan pawai budaya dan mobil hias.

Pawai karnaval ini sendiri mengambil start dari lapangan Blang Padang. Kemudian Rute yang ditempuh dibagi menjadi dua jalur. Untuk karnaval mobil hias melewati rute start dari Lapangan Blang Padang menuju Pendopo Gubernur hingga kawasan Masjid Raya Baiturrahman.

Peserta kemudian melewati arah Jembatan Pante Pirak, melewati Bundaran Simpang Lima menuju Simpang Mesra Lamnyong. Kemudian berputar arah, kembali ke Simpang Lima dan finish atau kembali menuju Lapangan Blang Padang.

Sedangkan pawai budaya juga melewati rute awal yang sama. Namun, peserta pawai ini berjalan kaki kemudian berpisah dijalur Bundaran Simpang Lima. Kemudian peserta berbelok ke arah Markas Kodam Iskandar Muda menuju kawasan Rex Peunayong, sampai di Jalan Tentara Pelajar di kawasan Merduati dan lurus menu Jln. K.H Ahmad Dahlan, dan kembali menuju Lapangan Blang Padang atau finish di depan Pendopo Walikota Banda Aceh.

Ibu Nurhayati, salah seorang warga mengatakan, ikut menyaksikan pawai karnaval ini menjadi agenda rutinnya setiap tahun.


“Senang sekali, selain mampu mengenang jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Pawai ini juga menjadi promosi adat budaya  di Nusantara artinya setiap Pakaian Adat, Rumah Adat  khas Daerah antar Provinsi, bahkan tak jarang instansi juga membawa peralatan kantoran pada pawai tersebut, sehingga anak-anak menambah sedikit wawasan,” ucap buk Nur.  (zjp)



joelpantora
BANDA ACEH (pantoranews) – Ribuan peserta meriahkan Pawai Karnaval dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia  (HUT RI) yang Ke-72 tahun, di Kota Banda Aceh, Sabtu (19/8/2017).

Ribuan pelajar yang mewakili sekolah-sekolah di Banda Aceh, dinas dan lembaga pemerintahan, TNI, Polri dan komunitas masyarakat, ikut andil dalam kegiatan pawai budaya dan mobil hias.

Namun, dalam perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 tahun ini ada hal yang begitu menarik yang terjadi di tengah-tengah keikutsertaan peserta karnaval. Betapa tidak !!

Ketika sebuah Becak Dayung melewati Jalan T. Nyak Arif atau pas di Depan Masjid Oman. Setiap pelintas jalan raya, Mata nya tertuju pada sebuah tulisan yang tertera di belakang Becak Dayung tersebut. Kata-kata yang dimaksud tak ada hubungan sama sekali dengan perayaan HUT RI yang ke 72 tahun ini.

“HBD ke 57 DR. Capt. drh. H. Irwandi Yusuf, M. Sc. Selaku Bapak Gubernur Aceh”

Itu lah seuntai tulisan yang tertera pada Becak Dayung yang telah dihias sedemikan rupa. Dua pemuda berpakaian olahraga yang menjadi operator becak itu tampak begitu bersemangat mendayung tunggangannya walau dibawah terik matahari Kota Banda Aceh.

Entah apa yang menjadi alasan ? Sehingga kedua Pemuda itu mengambil momen 17 Agustus 2017 sebagai ajang mengucapkan hari lahir Bapak Gubernur Aceh, yakni Bapak Irwandi Yusuf.

Berdasarkan pantauan di lapangan, becak tersebut melewati Persimpangan lampu merah Lamprit menuju arah Kantor Gubernur Aceh. (zjp)

Wednesday, August 9, 2017

BANDA ACEH  (pantoranews) - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Simpang Jam atau tepatnya berdampingan dengan Museum Tsunami Aceh, hangus dilalap si jago merah pada pukul 19.40 WIB, Rabu, (9/8/2017).

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun belasan Mobil Pemadam kebakaran (Damkar) dari instansi terkait dikerahkan ke lokasi kejadian, api berhasil dipadamkan pada pukul 20.30 WIB.

Pantauan media ini di lokasi kejadian hingga pukul 22.10 WIB masih nampak kerumunan massa yang memadati memadati lokasi terjadinya kebakaran.

Kasat Rekrim Kompol Raja Goenawan kepada awak media mengatakan, api pertama sekali muncul dari pengisian jalur bensin nomor dua, kami akan melakukan olah TKP malam ini dan besok akan dilanjutkan dengan tim labfor dari Medan.

“Kemudian kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai dari mana sumber api yang menghanguskan SPBU tersebut,” lanjut Raja Goenawan.

Hingga pukul 22.15 WIB tampak beberapa Mobil pemadam masih siaga di lokasi kejadian yang menghanguskan SPBU tersebut. (zjp)

Monday, August 7, 2017

joelpantora/ist
SUKA MAKMUE (pantoranews) -
Akibat mengganggu kesehatan anak, ratusan warga menggelar aksi protes terkait pembakaran limbah sawit PT Ensem Lestari di Gampong Lamie Kec Darul Makmur, Nagan Raya, Senin 07 Agustus 2017.

Seorang warga Nagan Arifin menyebutkan, pembakaran limbah yang sengaja dilakukan perusahaan diduga telah mengakibatkan gangguan kesehatan bagi anak-anak di desa setempat. Akibatnya warga melakukan protes keras.

“Setiap pembakaran janjang kosong di perusahaan itu selalu mangakibatkan asap pekat. Sehingga menyebabkan anak-anak mengalami gangguan pernafasan karena abu dan asap hinggap di pemukiman penduduk,” katanya.

Menurut Arifin, pembakaran limbah janjang kosong PT Ensem Lestari kerap dilakukan tanpa peduli kesehatan warga. Itu sebabnya Arifin bersama penduduk setempat meminta pemerintah dan wakil rakyat guna mengevaluasi sekaligus meminta pertanggung jawaban terkait kelakuan perusahaan yang dinilai tak manusiawi.

Sementara Manager PT Ensem Lestari, Eri Awaluddin ketika dimintai tanggapannya, hingga berita ini ditayangkan belum mendapat konfirmasi darinya. (zjp)

Sunday, August 6, 2017

joelpantora
SUKA MAKMUE (pantoranews)- Personel TNI Koramil Darul Makmur, Kodim 0116 Nagan Raya dibantu warga setempat memindahkan Meriam peninggalan Kerajaan Seuneam di Gampong Kuala Seuneuam ke Makoramil setempat.

Karena medan sulit dijangkau, maka dilakukan musyawarah dengan ahli waris. Hasil mufakat warga meminta Meriam tersebut tetap berada di wilayah Seuneuam.

Mengingat Meriam tersebut merupakan pemberian Kerajaan Turki di masa Kerajaan Seuneuam atau Ujong Raja kala itu. Hasil musyawarah dengan warga setempat, yang juga  ahli waris. Warga sepakat Meriam tersebut diamankan di rumah M Yusuf Amin yang merupakan tokoh masyarakat setempat.

Kepada media ini Dandim Nagan Raya Letkol Kav M. Wahyudi menjelaskan, Meriam yang diamankan berjumlah satu pucuk dengan panjang 1,7meter, pada bagian depan berdiameter 30centimeter dan bagian belakang 50centimeter.

"Masih minimnya kepedulian masyarakat maupun pemerintah terhadap aset sejarah, sehingga menyebabkan beberapa situs sejarah khususnya di Nagan Raya hampir punah, hilang tanpa bekas," tuturnya.

Masih menurut Dandim, Meriam tersebut sebelumnya pernah dilakukan pengecekan oleh anggota Koramil setempat, kala itu berjumlah dua pucuk, namun saat ini hanya tersisa satu pucuk, lainnya raib.

"Menurut pengakuan keluarga ahli waris awalnya meriam tersebut berjumlah 8 pucuk," kata Dandim.

Dalam hal ini Dandim sangat berharap, agar perhatian pemerintah setempat, maupun provinsi untuk pro aktif dalam mencagarkan situs-situs sejarah yang masih tersisa di daerah-daerah.

Begitu juga Pemerintah pusat jangan cuma tinggal diam dalam hal ini, jika terus kita biarkan. Maka situs sejarah yang selama ini masih terlantar didaerah-daerah, kedepan bahkan bisa 'lenyap ditelan masa'.

"Pemkab Nagan Raya dapat menetapkan lokasi-lokasi yang diketahui merupakan peninggalan kerajaan atau sejarah sebagai Cagar Budaya, sehingga dapat dialokasikan anggaran pembangunan maupun perawatannya," harap Dandim. (zjp)

Saturday, August 5, 2017

joelpantora
MEULABOH (Pantoranews) – Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Dr Jasman J Ma’ruf SE, MBA menanggapi terkait penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Ia mengatakan bahwa Uang Kuliah Tunggal yang diterapkan di Universitas Teuku Umar (UTU) jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya.

Penetapan UKT ini berbeda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Sesuai dengan jalur masuk calon mahasiswa tersebut. Hal ini disampaikan Rektor saat melakukan pengukuhan Ikatan Alumni Universitas Teuku Umar (IKA-UTU), Minggu (5/8/2017).

Kepada media ini Rektor menyampaikan, hanya 16,5 persen dari total mahasiswa baru UTU berjumlah 1.400 mahasiswa yang dikenakan UKT Kelompok V (2.400.000,-) yang merupakan mahasiswa baru yang diterima dari jalur mandiri atau jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN).

Sementara itu, bagi mahasiswa yang lulus dari jalur SNMPTN dan SBMPTN secara detail Rektor menyampaikan bahwa masing-masing dikenakan UKT Rp 0 sebanyak 21,43 yakni bagi mahasiswa Bidikmisi, UKT kelompok I (500.000,-) sebanyak 10,5 persen, UKT kelompok II (1.000.000,-) sebanyak sebanyak 17,5 persen, UKT kelompok III (1.300.000,-) sebanyak 23,21 persen, dan UKT kelompok IV (1.600.000,-) sebanyak 10,93 persen.

“Jadi secara umum, mayoritas mahasiswa UTU lebih dari 50 persen hanya membayar UKT maksimum 1 juta rupiah,” ungkap Prof Jasman.

Masih menurut rektor, sejauh ini UTU belum pernah menerapkan uang pembangunan atau lebih dikenalkan dengan istilah SPI (Sumbangan Pengembangan Institusi) yang mayoritas kampus lain sudah menerapkan itu pada mahasiswa baru sejak sistem UKT diberlakukan yakni mulai tahun 2013.

“Hal ini mengingat bahwa mayoritas mahasiswa yang kuliah di UTU banyak yang berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah (fakir miskin). Sehingga kebijikan tersebut sampai hari ini belum diterapkan di kampus kebanggaan masyarakat Barat Selatan Aceh,” Tutup Rektor. (zjp)

Wednesday, August 2, 2017



BANDA ACEH, (Pantoranews) –  Tiga pekan lagi menjelang peringatan HUT RI yang ke 73, penjual bendera sudah mulai muncul dititik-titik strategis kota Banda Aceh.

Pedagang musiman yang datang dari pulau Jawa, yakni Kota Bandung tersebut berharap dengan momentum peringatan HUT RI, dagangan nya laris manis di bumi Serambi Mekkah.
Harga bendera tergantung ukurannya, yakni untuk yang paling besar dibanderol dengan harga Rp60.000 perlembar, ukuran sedang yakni ukuran bendera rumahan dengan harga Rp30.000, sedangkan untuk umbul-umbulnya di banderol dengan harga Rp35.000 /lembar.
Imam, salah seorang penjual bendera yang ditemui Media Ini dijalan Teuku Nyak Arif atau tepatnya didepan SPBU Lamnyoeng, Banda Aceh mengatakan, Imam berasal dari Indramayu, Jawa Barat.
Sedangkan teman-teman lainnya, yang ikut jualan bendera yang tersebar di beberapa titik di Kota Banda Aceh, ada yang satu daerah. Ada juga yang berasal dari daerah lain di Jawa Barat, tetapi kami sudah saling kenal dahulunya.
“Saya sejak 2007 lalu sudah berada di Banda Aceh, tapi sebagian teman yang ikut berjualan selama menyambut 17 Agustus tahun ini baru tiba seminggu yang lalu. Ini barangnya mereka yang bawa dari Pulau Jawa,” tutur Imam pada Selasa 2 Agustus 2017.
Masih menurut Imam, khusus untuk pembeli dalam jumlah banyak, kami tawarkan harga spesial, bahkan kita beri diskon 10-15% dari harga yang kita jual eceran. (zjp)