Saturday, December 31, 2016


 
Bob Sudino (1933-2015)/joelpantora
1. Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan

2. Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.

3. Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.

4. Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.

5. Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.

6. Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.

7. Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.

8. Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.

9. Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.

10. Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda. Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah “titipan sementara”. Itulah kehidupan.

11. Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu...!
Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, *“Ini saatnya pulang!”—* memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.

Friday, December 23, 2016

RELAWAN : Dua relawan berdiri di bawah tenda posko di pintu keluar, sedang menyalurkan roti dan es krim kepada jamaah Jumat yang keluar masjid Jamik Al-Makmur, Lamprit, Banda Aceh, Jumat (23/12). joelpantora
(Pantoranews) - Usai Shalat Jumat. Ratusan jamaah yang memadati lantai dua Masjid Al-Makmur Lamprit berdesakan keluar menuruni anak tangga satu persatu diantara himpitan jamaah yang coba mendahului.
Ku ikuti barisan demi barisan saf jamaah menuruni anak tangga masjid. Tangga masjid yang berukuran 1.5 meter itu hanya muat untuk dua orang dewasa.
****

Setelah melewati desak-desakan antar jamaah menuruni anak tangga, sampai sudah di anak tangga dasar. Ada pemandangan yang sulit terpahami ketika melihat dua anak kecil yang duduk di teras masjid Jamik Al-Makmur.
Sembari memperhatikan kedua anak kecil tersebut tengah bersendara gurau. Terlihat mereka juga sedang berebutan antara Es Krim dan sebungkus roti.
Langkah kaki pum terus berjalan menuju halaman parkir kenderaan yang terletak di halaman sebelah barat masjid. Sesampai di halaman parkir, terlihat beberapa pemuda yang membawa keranjang berisikan es krim dan roti.
Sorot matanya tajam, sambil mengatakan bang !!! Tangan nya menunjukan ke arah keranjang yang berisikan es krim dan roti. Pemuda tersebut kembali mengatakan "gratis bang, ini sedekah".
Sedikit bingung dan terus memperhatikan kegiatan pemuda-pemuda tersebut, ternyata bukan cuma saya yang mereka tawarkan. Namun, semua jamaah yang di parkiran juga merasakan hal yang sama.
Ternyata dua anak kecil yang memperebutkan sebungkus roti dan es krim tadi, sumbernya berasal dari sedekah ini.
Setelah menelusuri ke pemuda tersebut, baru jelas asal sumber makanan tersebut. Pemuda yang sekaligus relawan ini berkata, bang di pintu masuk ada posko kita. Disana Abang bisa jumpai pak Kadri, pimpinan kami.
Benar, dari kejauhan juga terlihat tentang adanya sebuah posko Yayasan SM. Amin Indonesia, di dekat pintu keluar masjid yang bertuliskan "Sedeqah Es Krim".
Setelah menghampiri secara dekat. Di posko ini terlihat beberapa keranjang berukuran besar berisikan es krim dan bungkusan roti. Makanan gratis ini ternyata untuk dibagikan kepada ribuan jamaah ba'da Salat Jumat, di Masjid Al-Makmur Lamprit, Banda Aceh, Jumat (23/12).
Salah seorang relawan di posko mengatakan, kegiatan membagikan es krim secara gratis ini dilakukan oleh relawannya sendiri. Bagi-bagi Es krim dan roti gratis ini tujuannya adalah menyalurkan sedekah dari yayasan SM Amin, seorang pengusaha asal Malaysia.
Beberapa relawan yang berdiri di pintu keluar dan masuk Masjid. Yang terletak sebelah Utara dan barat Masjid Al-Makmur Lamprit ini bagaikan tak lelah mengulurkan tangannya membagikan sedekah Es Krim dan roti kepada setiap jamaah yang melintas di depannya.
Kegiatan ini juga mengundang perhatian bagi pengguna jalan yang melintasi jalan Ratu Safiatuddin. Tak sedikit pelintas yang berhenti, mereka juga dapat bagian dari sedekah tersebut.
Andi, seorang jamaah Shalat Jumat di Masjid Al-Makmur mengatakan, kegiatan ini jarang-jarang terjadi, apalagi diberikan kepada ribuan jamaah secara gratis.
"Jangan kita lihat sepele apa yang disedekahkan oleh yayasan ini. Namun coba kita kalkulasi sama-sama berapa jumlah jamaahnya disini. Ribuan jamaah dapat menikmatinya hasil dari sedekahnya, hanya Allah yang sanggup membalas atas apa yang disedekah tersebut", ungkap Andi.
Sementara pimpinan yayasan SM Amin Aceh, Kadri mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sejak tiga tahun terkahir, yaitu sejak 2014 silam, secara bergilir di lakukannya bersama relawan di Masjid-masjid di kawasan Banda Aceh. Tak hanya di Banda Aceh, untuk wilayah Indonesia juga dilakukan di Sulawesi.
"Yayasan SM Amin juga menyalurkan bantuan ini ke 7 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Yordania, Thailand, Malaysia, Oman, Palestina, dan Yaman. Kita juga menyumbangkan sedekah ini di hari besar Islam, termasuk Maulid Nabi, Tak terkecuali bencana gempa Pijay beberapa pekan lalu", tambahnya.
Selain disalurkan ke Masjid-masjid setiap Jumat nya secara giliran. Juga pada perayaan hari besar Islam, pondok pesantren, kemudian juga kita salurkan untuk orang-orang sakit yang berada di rumah sakit jiwa.
Sumber dana yang disedekahkan ini murni dari penghasilan usaha-usaha SM Amin Malaysia, ini adalah bagian 30% dari penghasilan utuh beliau setiap tahunnya. Kantor sekretariat yayasan kita di dekat Masjid Lamteh, Pango Raya, Banda Aceh.

Thursday, December 22, 2016

Bangunan Ruko yang roboh akibat gempa bumi 6.5 SR yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.

Bangunan Ruko yang roboh akibat gempa bumi 6.5 SR yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.

Tampak dari dekat bangunan Ruko yang roboh akibat gempa bumi 6.5 SR yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.

Warga mengabadikan bangunan Ruko yang roboh akibat gempa bumi 6.5 SR yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.

Warung  roboh akibat gempa bumi 6.5 SR yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di samping SPBU Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.


Alat berat yang dikerahkan untuk membersihkan puing bangunan roboh yang menguncang Pijay, 7 Desember 2016. Bangunan ini terletak di Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pijay.


Warga sedang mengumpulkan sisa reruntuhan puing bangunan yang roboh



 Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR

Tampak dari dekat tiang Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR

Tampak dari jauh Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR


Tampak dari dekat Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR

Tampak dari jauh Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR

Tampak dari dalam Mushalla yang roboh setelah diguncang gempa 6.5 SR






Satu unit alat berat yang dierahkan untuk membersihkan puing bangunan di STAI Azziyah Mudi Mesra Samalanga


Foto diambil dari atas puncak Masjid Mudi Mesra Samalanga

Puing kubah masjid Mudi Mesra Samalanga yang roboh setelah di guncang gempa 6.5 SR

Puing kubah masjid Mudi Mesra Samalanga yang roboh setelah di guncang gempa 6.5 SR


Menyerahkan bantuan kemanusian kepada korban gempa 6.5 SR di kecamatan Trienggadeng, Pijay.

Badan jalan rusak akibat gempa 6.5 SR yang terletak di kecamatan Tringgadeng.


Beberapa unit alat berat sedang membersihkan sisa bangunan roboh.

Badan jalan rusak akibat gempa 6.5 SR yang terletak di kecamatan Tringgadeng.

Warga kembali berjualan di samping reruntuhan bangunan roboh, pada hari ke 5 setelah gempa mengguncang kawasan ini.



Warga sedang melihat bangunan retak yang di akibatkan gempa 6.5 SR


Posko bersama

Warga melihat bangunan yang runtuh

Satu unit dum truck mengangkut sisa puing bangunan yang runtuh

Dua unit alat berat sedang membersihkan sisa puing reruntuhan


Warga melihat bangunan yang roboh karena gempa

Sunday, December 18, 2016

joelpantora
BAITUSSALAM (Pantoranews)- Sejumlah personel Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Detasemen A Polda Aceh, Banda Aceh, melakukan bakti sosial membersihkan lingkungan masjid di Desa Baet, Jumat (4/11).

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut HUT Korps Brimob Polri ke-71, 14 November mendatang. Bakti sosial ini juga melibatkan masyarakat Baet, Bhayangkari dan mahasiswa KPM UIN Ar-Raniry yang sedang melaksanakan KPM di Desa Baet, Aceh Besar.

Kegiatan yang dilaksanakan serentak seluruh jajaran batalion dan kompi Brimob bertujuan untuk menjalin hubungan silaturrami yang erat antara kepolisian dengan masyarakat, sekaligus merupakan bentuk kepedulian anggota Sat Brimob Detasemen A kepada masyarakat agar masyarakat terbantu.

Wakaden A Polda Aceh, AKP Tasmin, SH mengatakan, bakti sosial yang sifatnya kemanusian dengan sasaran rumah-rumah ibadah yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya. Setiap personel diminta harus mampu menerapkan semboyan Korps Brimob, yakni “Jiwa Ragaku Demi Kemanusian” guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Detasemen A sendiri telah membagi sasaran untuk pelaksanaan gotong royong, untuk TPA Krueng Barona Jaya. Detasemen Gegana membersihkan sampah yang menumpuk di pinggir jalan, staf Sat di Kampung Mulia, kemudian di Baet sendiri dari Kompi 1 Ujong Batee yang dipimpin langsung Kompol Dodik Yulianto, SIK, Danyon Detasemen A Polda Aceh.

T. Hermawan, Geuchik Baet usai bakti sosial mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Satuan Brimob yang telah melakukan bakti sosial yang sangat dibutuhkan masyarakat, dan sangat bermanfaat buat masyarakat Baet. Selain melakukan bakti sosial, Satbrimob Detasemen A  Polda Aceh juga menyerahkan bantuan bahan material semen untuk pembangunan masjid. (jol/ara)

joelpantora /INT
Siang kemarin aku kejebak kemacetan di siang menyengat.
Ternyata ada razia.

Mau balik atau memutar enggak bisa. Pelan-pelan aku maju ngikuti arus.
Orang2 pada melihatiku. Sorot mata mereka macam-macam maknanya. Ada yang kasihan, sinis, dan lain-lain.
Aku sadar.

Hanya aku yang enggak pakai helm. Surat yang ku bawa juga cuma KTP.
Antriannya panjang. Sungguh menyiksa.

Sampai di depan, sorot mata pak polisi seperti keheranan melihatku, sambil berkata pelan :
"Kenapa di sini?
"Bpk kenal saya?" kataku.
"Sudah sana. Lanjut," katanya.
Wah lega hatiku. Gak di-apadi-apa-apakan.
Kulihat antrian masih panjang.
Sambil mengingat-mengingat siapa polisi tadi, ku kayuh pelan-pelan
sepeda ontelku....

Tuesday, December 13, 2016

Menyerahkan Bantuan sembako kepada warga korban bencana di Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, Ahad (11/12)./joelpantora
BANDA ACEH (Pantoranews) – Bantuan untuk korban gempa Pidie Jaya, terus mengalir. Tak hanya dari masyarakat, LSM, mahasiswa, OKP dan siswa sekolah berbagai tingkatan, kalangan dunia usaha pun tak mau ketinggalan.

Forum Nasional Pemagangan (Fornaspen) Aceh, dan Badan Kensu Aceh (BKA), dan Alumni Bin Laden Gruop juga menggalang dana ‘Peduli Bencana Pijay’, juga menyalurkan bantuan secara langsung kepada warga yang terkena dampak musibah gempa di beberapa lokasi di kawasan Pijay.

Agus Nawar Farid yang tergabung dalam kelompok penyalur bantuan kemanusiaan untuk korban bencana di Pijay mengatakan, bantuan ini dikumpulkan dari rekan-rekan di seluruh Indonesia, yang dahulu pernah ikut magang bersama di Jepang.

“Mereka alumni pemagangan ke Jepang, sekaligus pernah bekerja di perusahaan Bin Laden Gruop, pada proyek pelebaran Masjidil Haram,” kata Agus.

Dia mengisahkan, saat Pijay dilanda gempa, teman-teman yang berada di luar Aceh menanyakan kabar tentang Aceh. Komunikasi berlanjut, sehingga banyak teman-teman seangkatan yang menitipkan dana suka rela untuk para korban.

“Banyak teman di Pijay yang menjadi korban gempa, rumahnya rusak parah, makanya kita tidak menitipkan bantuan di Posko, kita langsung salurkan sendiri. Nah, dari teman di sana kita dapat informasi ke mana lagi kita salurkan, biar lebih efektif dan terarah,” ujar Agus.

Sementara Nandar, alumni pemagangan yang ikut dalam pendistribusian bantuan menambahkan, bantuan sembako dibeli di Aceh, karena donasi yang dikirimkan dalam bentuk uang ke rekening miliknya.

“Tujuan kita menyalurkan langsung ke korban, karena banyak warga yang bertahan di rumah, tidak memilih tinggal di Posko pada siang hari. Ini biar lebih efektif dirasakan masyarakat, biaya yang terkumpul juga tidak banyak, karena kita tidak membuka Posko di Banda Aceh,” ungkap Nandar.(jol)

Penjual Bendera Musiman menjajakan bendera merah putih di Jalan T. Nyak Arif, Lingke, Banda Aceh, Selasa (2/8)./joelpantora

BANDA ACEH - Tiga pekan lagi menjelang peringatan HUT RI yang ke 72, penjual bendera sudah mulai muncul dititik-titik strategis kota Banda Aceh. Pedagang musiman yang datang dari pulau Jawa tersebut berharap dengan momentum peringatan HUT RI dagangan nya laris manis di bumi serambi Mekkah.

Harga bendera tergantung ukurannya, yakni untuk yang paling besar dibanderol dengan harga Rp50.000, ukuran sedang yakni ukuran bendera rumahan dengan harga Rp30.000, sedangkan untuk umbul-umbulnya di banderol dengan harga Rp30.000 permeternya.
Salah seorang penjual bendera yang ditemui Rakyat Aceh dijalan Teuku Nyak Arif atau tepatnya didepan Asrama Haji Banda Aceh mengatakan dia berasal dari Sumedang Jawa barat dan baru beberapa yang lalu tiba di Kota Banda Aceh. (zjp)
Sapi Bebas Berkeliaran : Segerombolan Sapi berkeliaran dijalan T. Nyak Arih Lamnyong- Banda Aceh, hal ini dikarenakan rendah nya kesadaran masyarakat dan kurang tertip peraturan pemerintah kota Banda Aceh, sehingga tidak ada efek jera bagi pemilik hewan ternak./joelpantora