Friday, December 9, 2016

Zulfikar/Rakyat Aceh
Mahasiswa STKIP Bina Bangsa, Banda Aceh, melakukan penggalangan dana, ke sejumlah warung kopi di Kawasan Banda Aceh, Jumat (9/12).

Satu demi satu pengunjung di warung kopi itu mereka datangi, sembari menyodorkan kotak bekas mie instant yang telah ditempel selembar kertas HVS bertuliskan “Peduli Pidie Jaya”. Ada yang menyodorkan tangannya ke dalam kotak, ada pula yang  mengangguk menyatakan maaf. Lalu mereka keluar dari warung tersebut, setelah semua pengunjung didatangi.

ZULFIKAR – Banda Aceh

“Assalamualaikum Bang,” ujar remaja putri yang mengenakan seragam almamater sebuah kampus di Banda Aceh. Sebuah kotak bekas mie instant yang dibawanya disodorkan kepada beberapa pria yang duduk mengelilingi sebuah meja, di sebuah warung kopi di kawasan Kuta Alam, Banda Aceh. 

Sempat kaget, secara otomatis pandangan terarah ke wajah kedua mahasiswa tersebut, lalu turun ke tulisan yang berada di kotak yang mereka sodorkan, #Pray_For _Aceh, #Pray_For_Pijay.

“Maaf Bang, kami dari STKIP Bina Bangsa, Banda Aceh, sedang melakukan penggalangan dana untuk korban bencana gempa di Pijay dan Bireuen,” ujar seorang diantaranya.

Satu-persatu pengunjung merogoh kantong masing-masing, lalu menyodorkan tangannya ke dalam kotak. Lalu keduanya mendatangi meja lainnya, melakukan hal yang sama, hingga semua meja yang berisi pengujung habis mereka datangi.
Tak hanya di warung-warung kopi aktifitas ini juga dilakukan belasan mahasiswa lainnya di hampir setiap persimpangan lampu merah di Banda Aceh. Mengucap salam dengan sopan, mereka lalu menyodorkan kota bekas mie instant kepada pengendara yang berhenti menunggu lampu hijau menyala.
Tak hanya di warung kopi, persimpangan lampu merah dan mahasiswa, kegiatanyang sama juga dilakukan hampir di setiap tempat di Banda Aceh, bahkan hingga ke pelosok. Warga dari berbagai elemen melakukan penggalangan dana, sebagai bentuk empati dan simpati atas musibah gempa yang menimpa warga di Pidie Jaya, Rabu subuh tiga hari lalu. 

Aktifas penggalangan dana ini dilakukan warga pascagempa 6,5 SR yang mengguncang kawasan Pidie Jaya, Rabu (7/12) sekira pukul 05.03 WIB. Di seluruh wilayah Aceh, warga dari berbagai elemen melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu korban gempa ini. Tak hanya materi mereka juga mengumpulkan sumbangan dalam berbagai bentuk, termasuk doa. Tujuannya satu, untuk meringankan beban para korban.
            ***
Aceh kembali berduka. Relawan dari berbagai pelosok mulai berdatangan, mereka ikut terlibat membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Tak sedikit pula penggalangan dana dilakukan di Kota Banda Aceh hingga seluruh wilayah Aceh. Mereka turun ke jalan, menyusuri pusat perbelanjaan, tempat wisata, singgah di warung kopi, tak terkecuali mengunjungi pemukiman penduduk.

Putri Indah Sari, misalnya. Mahasiswa Penjaskesrek STKIP Bina Bangsa ini tak takut wajahnya berdebu, atau kulitnya menghitam. Bersama sejumlah rekan lainnya, Putri mendatangi setiap kendaraan yang berhenti di lampu merah Simpang Lima. Menyodorkan kotak yang dibawanya, menerima setiap rupiah yang diberikan para donatur. 

Tak hanya di lampu merah, mereka juga menyusuri tempat-tempat keramaian di Banda Aceh. Pasar, warung kopi, perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal, hingga rumah-rumah penduduk.
"Ini penggalangan dana kemanusiaan, kami ikhlas turun ke berbagai lokasi, tanpa ada paksaan dari pihak manapun, begitu kami tahu musibah di Pijay dan Bireuen. Kami langsung berkoordinasi dengan pihak kampus untuk melakukan kegiatan penggalangan dana ini," tutur mahasiswa asal Takengon, Aceh Tengah ini.

STKIP Bina Bangsa atau yang lebih dikenal dengan sebutan STKIP BBG juga membuka Posko di depan gedung kampus, yang berlokasi di jalan tanggul Krueng Aceh, Rukoh, Darussalam. (ara)

1 komentar:

Anonymous said...

keren